Pages

Kamis, 18 Juni 2015

Storm E-Bike

 Storm eBike. Ia hadir melalui situs crowdfunding Indiegogo, dan saat ini kampanye penggalangan dananya sudah jauh melebihi target yang ditetapkan.
Ada berbagai keunggulan yang ditawarkan Storm eBike, salah satunya adalah motor listrik bertenaga 350 watt yang tahan air. Dengan motor listrik ini, Storm eBike bisa melesat hingga sekitar 32 km/jam.
Jarak yang dapat ditempuh Storm berkisar antara 50 sampai 80 kilometer untuk satu kali chargebaterainya. Namun di sinilah letak daya tarik Storm, baterainya lithium-nya hanya memerlukan waktu charging selama 90 menit agar dapat terisi penuh.
Baterai ini juga berwujud ringkas, mudah dilepas-pasang dan tahan air. Ia tersimpan di dalam kerangka Storm yang terbuat dari baja di bagian tengah, jadi cukup wajar apabila Anda mengira baterai tersebut adalah botol minum pada awalnya.
Selain kombinasi motor listrik dan baterai yang optimal, Storm juga dirancang agar bisa digunakan di segala medan. Roda 26 incinya dibalut oleh ban berukuran 29 inci yang cukup tebal dan memiliki tekstur kasar. Dengan demikian, Anda bebas mengendarai Storm di atas aspal, pasir pantai atau bahkan jalanan terjal di kawasan pegunungan. 

Sabtu, 02 Mei 2015

Minggu, 26 April 2015

MV JKT48 Pareo adalah Emerald ( Vidioes Clip )

Bayu Skak - TERSERAH

Bayu Skak - DERITA NICE GUY

edisi curhat yaaa..

Jujur gua sebenernya pengen ngepost sesuatu gitu, tapi jadwal gua yang ga memungkinkan hahaha (sok sibuk nih ceritanya). Sekalinya ada waktu buat ngeposting sesuatu guanya malah bingung, so.. mungkin abis ini gua ngepost video yang paling sering gua ikutin buat cari hiburan hahaha yaudah gua tidur duluan, berhubung besok ada makul komputer, gua bakal ngepost sesuatu kok wkwkwk tungguin yaahhh. Tuhan memberkati ^^

Minggu, 29 Maret 2015

Ascaris lumbricoides


NEMATODA USUS
Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Diantara nematoda usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah dan disebut “soil transmitted helminths” yang terpenting bagi manusia adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis dan beberapa spesies Trichostrongilus.
Nematoda usus lainnya yang penting bagi manusia adalah Oxyuris vermicularis dan trichinella spiralis.

Ascaris Lumbricoides

Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis.
Distribusi Geografik
Parasit ini ditemukan kosmopolit. Survei yang dilakukan di Indonesia antara tahun 1970 – 1980 menunjukkan pada umumnya prevalensi 70% atau lebih. Prevalensi tinggi sebesar 78,5% dan 72,6% masih ditemukan pada tahun 1998 pada sejumlah murid dua sekolah dasar di Lombok. Di Jakarta sudah dilakukan pemberantasan secara sistematis terhadap cacing yang ditularkan melalui tanah sejak 1987 di sekolah-sekolah dasar. Prevalensi Ascaris sebesar 16,8% di beberapa sekolah di Jakarta Timur pada tahun 1994 turun menjadi 4,9% pada tahun 2000.
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing jantan berukuran 10 – 30 cm, sedangkan yang betina 22 – 35 cm. Stadium dewasa hidup di rongga usus muda. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 – 200.000 butir sehari; terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi.
Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih 60 x 45 mikron dan yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Bentuk infektif ini, bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuri aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding , masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga menimbulkan rangsangan pada faring. Penderita batuk karena ransangan ini dan larva akan tertelan ke dalam esofagus, lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2 bulan. 
Patologi dan Gejala Klinis
Gejala yang tiimbul pada penderita dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan larva.
Gangguan karena larva biasanya terjadi pada saat berada di paru. Pada orang yang rentan terjadi perdarahan kecil pada dinding alveolus dan timbul gangguan pada paru yang disertai dengan batuk, demam dan eosinofilia. Pada foto toraks tampak infiltrat  berada di paru. Pada orang yang rentan terjadi perdarahan kecil pada dinding alveolus dan timbul gangguan pada paru yang disertai dengan batuk, demam dan eosinofilia. Pada foto toraks tampak infiltrat yang menghilang dalam waktu 3 minggu. Keadaan ini disebut sindrom Loeffler. Gangguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang penderita mengalami gejala gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi.
Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Efek yang serius terjadi bila cacing-cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus).
Pada keadaan tertentu cacing dewasa mengembara ke saluran empedu, apendiks, atau ke bronkus, dan menimbulkan keadaan gawat darurat sehingga kadang-kadang perlu tindakan operatif.
Diagnosis
Cara menegakkan diagnosis penyakit adalah dengan pemeriksaan tinja secara langsung. Adanya telur dalam tinja memastikan diagnosis askariasis. Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui mulut atau hidung, maupun melalui tinja.   
Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau secara masal pada masyarakat. Untuk perorangan dapat digunakan bermacam-macam obat misalnya piperasin dosis tunggal untuk 10 mg/kgBB, mebendazol 2 x 100 mg/hari selama 3 hari atau 500 mg dosis tunggal, albendazol dosis tunggal 400 mg.
Oksantel-pirantel pamoat adalah obat yang dapat digunakan untuk infeksi campuran A.lumbricoidesdan T.trichiura. untuk pengobatan masal perlu beberapa syarat, yaitu :
  1. Obat mudah diterima masyarakat
  2. Aturan pemakaian sederhana
  3. Mempunyai efek samping yang minim
  4. Bersifat polivalen, sehingga dapat berkhasiat terhadap beberapa jenis cacing
  5. Harganya murah
Prognosis
Pada umumnya askariasis mempunyai prognosisn baik. Tanpa pengobatan, infeksi cacing ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 1,5 tahun. Dengan pengobatan, kesembuhan diperoleh antara 70 – 99%.
Epidemiologi
Di Indonesia prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya antara 60 – 90%. Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencernaan tanah dengan tinja di sekitar halaman rumah, di bawah pohon, di tempat mencuci dan di tempat pembuangan sampah. Hal ini akan memudahkan terjadinya reinfeksi. Di negara-negara tertentu terdapat kebiasaan memakai tinja sebagai pupuk.
Tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu yang berkisar antara 25° – 30°C merupakan hal-hal yang sangat baik untuk berkembangnya telur A.lumricoides menjadi bentuk infektif. Anjuran mencuci tangan sebelum makan, menggunting kuku secara teratur, pemakaian jamban keluarga serta pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan dapat mencegah askariasis.


NEMATODA

NEMATODA
NEMATODA mempunyai jumlah spesies yang terbesar diantara cacing-cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing-cacing ini berbeda-beda dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes-parasit (host-parasite relationship).
Morfologi dan Daur Hidup
Besar dan panjang cacing Nematoda beragam; ada yang panjangnya beberapa milimeter dan ada pula yang melebihi satu meter. Cacing ini mempunyai kepala, ekor, dinding dan rongga badan dan alat-alat lain yang agak lengkap.
Biasanya sistem pencernaan, ekskresi dan reproduksi terpisah. Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga yang vivipar dan yang berkembangbiak secara partetogenesis. Cacing dewasa tidak bertambah banyak di dalam badan manusia. Seekor cacing betina dapat mengeluarkan ttelur atau larva sebanyak 20 sampai 200.000 butir sehari. Telur atau larva ini dikeluarkan dari badan hospes dengan tinja. Larva biasanya mengalami pertumbuhan dengan pergantian kulit. Bentuk infektif dapat memasuki badan manusia dengan berbagai cara; ada yang masuk secara aktif, ada pula yang tertelan atau dimasukkan oleh vektor melalui gigitan. Hampir semua nematoda mampunyai daur hidup yang telah diketahui dengan pasti.

HELMINTOLOGI

HELMINTOLOGI

            Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi :
  1. NEMATHELMINTHES (cacing gilik) (nama=benang)
  2. PLATYHELMINTHES (cacing pipih).
Stadium dewasa cacing-cacing yang termasuk NEMATHELMINTHES (kelas NEMATODA) berbentuk bulat memanjang dan pada potongan transversal tampak rongga badan dan alat-alat. Cacing ini mempunyai alat kelamin terpisah.
Dalam parasitologi Kedokteran diadakan pembagian nematoda menjadi nematoda usus yang hidup di rongga usus dan nematoda jaringan yang hidup di jaringan berbagai alat tubuh.
Cacing dewasa yang termasuk PLATYHELMINTES mempunyai badan pipih, tidak mempunyai rongga badan dan biasanya bersifat hemafrodit.
PLATYHELMINTHES dibagi menjadi kelas TREMATODA (cacing daun) dan kelas CESTODA (cacing pita). Cacing trematoda berbentuk daun, badannya tidak bersegmen, mempunyai alat pencernaan. Cacing CESTODA mempunyai badan yang berbentuk pita dan terdiri dari skoleks, leher dan badan (strobila) yang bersegmen (proglotid); makanan diserap melalui kulit (kutikulum) badan.

Selasa, 17 Maret 2015

Teknik penggunaan mikroskop

 TEKNIK PENGGUNAAN MIKROSKOP

1.      Ambil mikroskop dari tempat penyimpanan
2.      Buka penutup mikroskop, cek kelengkapan mikroskop.
3.      Buka gulungan kabel mikroskop dan hubungkan stacker ke sumber listrik.
4.      Nyalakan mikroskop dengan menekan tombol “ON” atau tanda “|”, kemudian atur pencahayaan, kembali lakukan pengecekan dengan cara mengamati dari lensa okuler, baik kebersihan lapangan pandang maupun cukup tidaknya pencahayaan serta berfungsi atau tidaknya penggeser lensa maupun penggeser sampel.
5.      Letakkan sampel (preparat pada objek glass) pada meja obyek dan jepit dengan penjepit, usahakan daerah yang akan diperiksa tepat berada di bawah lensa objektif.
6.      Gunakan lensa objektif mulai dari pembesaran rendah (4x10) ke tinggi (100x10).
7.      Untuk pembesaran 1000x (100x10), gunakan minyak emersi.
8.      Geser penggeser meja objektif (makrometer) ke atas dan ke bawah, kombinasikan dengan putaran fokus lensa (mikrometer), untuk memfokuskan pandangan pada daerah yang akan diperiksa.
9.      Gunakan penggeser samping dan atas bawah untuk mengamati lapangan pandang yang lain.
10.  Matikan lampu mikroskop bila dalam waktu ± 15 menit, mikroskop tidak digunakan.
11.  Jangan sekali-kali memindahkan mikroskop saat lampu menyala “ON”.
12.  Pindahkan mikroskop dengan cara diangkat, jangan memindahkan dengan cara digeser.
13.  Setelah pemakaian, matikan lampu mikroskop, kemudian cabut stacker dari sumber listrik
14.  Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol terutama pada pembesaran 1000x yang memakai minyak emersi.

15.  Gulung kabel dan kembalikan mikroskop ke tempat semula.